“You don’t have to make yourself miserable to be successful. Success isn’t about working hard, it’s about working smart.”
Andrew Wilkinson
As an introduction, aku pindah ke Belanda kurang lebih 2 tahun yang lalu dengan menggunakan zoekjaar visa. Sebelum pindah ke Belanda aku punya pengalaman bekerja di Indonesia sekitar 6 tahun di 2 perusahaan multinational di Jakarta.
Fast forward to now, aku sekarang bekerja di salah satu perusahaan asuransi terbesar di Belanda. Sebelumnya, aku juga sempat bekerja di perusahaan engineering consultancy di Belanda dengan role yang cukup mirip dengan role aku saat ini. Dengan pengalaman aku bekerja di 2 perusahaan di Indonesia dan 2 perusahaan di Belanda, dan juga tentunya berdasarkan sharing dengan sesama teman expat di Belanda, aku mau share tentang alasan aku pindah ke Belanda untuk bekerja di sini, dari perspektif seorang pekerja Indonesia.
1. Work-life-balance is key

Alasan utama aku untuk pindah bekerja ke Belanda adalah work-life-balance. Sebagai konsultan, deadline adalah hal yang tidak bisa dihindari. Terutama di Indonesia, banyak perusahaan yang punya proyek yang effortnya melebihi resource yang ada. Alhasil, tidak jarang pekerja harus bekerja lebih dari 8 jam per hari (regardless what has agreed in the employment agreement). Aku juga mengalami hal tersebut. Sebenarnya aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk manage waktu agar tidak harus lembur, tapi karena kurang resource, di waktu-waktu tertentu tetap ada pekerjaan yang tidak bisa diprediksi dari jauh hari.
Sayangnya, ini telah menjadi budaya. Bahkan aku sering sekali lihat teman-teman yang proudly share how hard they work in their social medias. Tidak cuma saat lembur, terkadang mereka juga posting (dengan bangga) kalau bekerja di saat weekend atau liburan. Sejujurnya, aku juga mungkin secara tidak sadar menjadi salah satu dari mereka. Posting suasana lembur, atau kerja di cafe saat weekend, karena memang itu adalah sebagian besar waktu dari kehidupan aku.
Aku sadar akan pentingnya work-life-balance beberapa saat sebelum memutuskan pindah ke Belanda karena aku pikir betapa jarangnya aku bisa menghabiskan waktu dengan keluarga saat weekdays. Moving here, I realised that is not healthy at all. Kita seharusnya punya kehidupan lain selain bekerja, dan itu harusnya bisa dilakukan bahkan di weekdays. Di Belanda, aku merasakan sekali perbedaannya. Jam kerja di sini benar-benar fair. Kalau kerja di rumah, aku biasanya mulai kerja jam 8.30 sampai jam 12. Aku makan siang sekitar 30 menit, lalu kembali bekerja jam 1 hingga jam 5. Terkadang kalo aku mulai kerja jam 9, aku kerja sampai sekitar jam 6. Ini benar-benar menjadi kebiasaan. Begitu pula kalau kerja di kantor. Biasanya di atas jam 5 orang-orang sudah pada pulang dan kantor mulai sepi. Sangat berbeda dengan saat aku kerja di Jakarta yang kalau bisa pulang jam 6 sudah sangat bersyukur 🙂
Alhasil, orang yang bekerja di Belanda bisa pulang lebih cepat, masak, makan malam, dan bisa melakukan aktivitas atau hobby setelahnya. Kolega aku yang punya keluarga juga sangat bisa menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing. Aku bahkan bisa punya waktu untuk olahraga, hangout, nonton, belajar bahasa Belanda, dan melakukan aktivitas lain. There is a whole new world you can have after work!
2. Option for working from home (hybrid-working)

Setelah terbiasa bekerja working from home selama sekitar 2 tahun ke belakang karena pandemi, tentunya cukup banyak pekerja yang ingin melanjutkan pilihan untuk bekerja dari rumah. Personally, aku sangat suka dengan konsep hybrid working karena aku bisa ke kantor untuk berdiskusi, meeting, dan tentunya cathing up dengan kolega di kantor; tapi bisa juga kerja dari rumah untuk hari-hari yang cendering lebih slow atau tidak ada meeting/diskusi. Kantor aku sampai sekarang menyarankan kita untuk kerja di kantor 2 hari dan sisanya di rumah, tapi juga cukup flexible kalau ingin ke kantor lebih banyak atau ingin di rumah lebih banyak. Asalkan semua dikomunikasikan dengan baik dan tidak merugikan tim lain 😉
Banyak teman aku di Indonesia yang tanya ke aku tentang hak untuk work-from-home di Belanda yang diresmikan secara hukum. Jawabannya iya, parlemen Belanda menyetujui undang-undang untuk menetapkan work-from-home sebagai hak hukum pada July 2022, menjadikan Belanda salah satu negara pertama yang memberikan fleksibilitas remote working secara hukum. Untuk aku yang belum berkeluarga, undang-undang ini sudah membuat aku sangat senang karena selamanya aku bisa punya pilihan untuk kerja dari rumah dalam kondisi apapun. Kalau aku bayangkan untuk orang yang tinggal dengan keluarga, tentunya hal ini lebih menguntungkan lagi!
3. Working hour flexibility

Masih seputar flexibility dalam bekerja. Selain fleksibel untuk bekerja dari rumah, jam kerja juga cukup fleksibel. Di Belanda, untuk orang yang telah berkeluarga biasanya punya “mamadag atau papadag” yang artinya hari khusus bersama mama atau papa. Kalau dari kolegaku di kantor, ada yang punya mamadag saat hari Jumat, jadi di kontrak dia bekerja selama 36 hours per week, Senin hingga Kamis. Ada juga yang punya papadag di hari Rabu dengan perhitungan jam yang sama. Untuk yang belum punya anak tapi ingin punya long weekend, ada kolega aku yang bekerja 36 hours per week dengan bekerja selama 9 jam per hari, tapi off di Jumat. Semua possible asalkan sesuai dengan mutual agreement atau pekerja dan manager team.
4. Salary
Perbedaan yang aku rasakan juga dari gaji per bulan. Kamu bisa lihat gaji minimum di Belanda di website ini. Kamu juga bisa lihat perkiraan gaji di Belanda di sini. Menurut dari pengalaman aku, walaupun pengeluaran untuk hidup di Belanda termasuk tinggi, sisa uang dari gaji dikurangi pengeluaran tetap lebih banyak saat aku bekerja di Belanda. Itu sudah dengan kondisi aku sewa apartemen sendiri di sini, dibandingkan di Jakarta aku masih tinggal dengan orang tua di pinggiran Jakarta.
Pengeluaran paling banyak di Belanda tak lain dan tak bukan adalah tempat tinggal. Kalau kamu mau hemat, kamu bisa tinggal di shared flat. Harga untuk tinggal di Belanda bisa beragam sekali tergantung terutama dari lokasi tempatnya. Akan tetapi, pengeluaran lain seperti makanan, utilities, dan public transport termasuk murah kalau dibandingkan dengan negara di Eropa barat lainnya.
5. Benefit (travel cost, healthcare, pension plan, vitality program, bike plan, etc)

Selain salary yang relatif lebih tinggi, your travel costs here are mostly covered. Kalau kamu punya mobil, kamu bisa reimburse ke kantor sesuai dengan pengeluaran transport kamu dari rumah ke kantor atau ke meeting, client, atau tempat lainnya atas keperluan business. Parkir mobil juga biasanya sudah menjadi fasilitas dari kantor, biasanya sudah ada gedung sendiri atau gratis. Begitu pula kalau kamu memilih untuk naik transportasi public. Aku pribadi ke kantor pakai tranportasi publik, jadi aku dapat NS business card yang bisa aku pakai sehari-hari untuk perjalanan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Untuk healthcare sebenarnya bukan hanya benefit untuk pekerja. Semua orang yang tinggal di Belanda wajib punya healthcare. Biasanya, kita bebas memilih pakai provider healthcare apa saja, karena provider healthcare di Belanda biasanya private. Tapi, fasilitas dari kantor biasanya menyediakan diskon tambahan kalau kita pilih provider yang bekerjasama dengan kantor kita.
Tingginya pajak di Belanda sebagian besar menjadi dana pensiun kita di masa mendatang. Setiap individu yang tinggal atau bekerja di Belanda biasanya diasuransikan untuk pensiun negara Belanda Algemene Ouderdomswet (AOW). Saat ini usia pensiun di Belanda ditetapkan sekitar 66 tahun tujuh bulan. Walaupun usia pensiun cukup tinggi (dibandingkan Indonesia), Belanda menjadi salah satu negara dengan pension system terbaik menurut Investopedia.
Benefit lain yang mau aku bahas adalah vitality program dan bike plan. Benefit ini mungkin tidak tersedia untuk semua perusahaan, tapi aku kebetulan dapat benefit ini. Dengan vitality program, para pekerja diajak untuk olahraga sebanyak-banyaknya agar setiap minggu bisa dapat poin. Poin tersebut akan diakumulasi setiap bulannya, dan kita bisa redeem poin kita dengan beberapa voucher atau additional discount untuk insurance kita. Agar bisa detect semua jenis olahraga, bahkan kita bisa juga beli apple Watch atau sport watch lainnya dengan program ini, lalu dapat cashback per bulannya. Kalau berhasil memenuhi target bulanan, kita bisa dapet cashback sampai total harga watch yang kita beli. Dengan kata lain, kita bisa dapatkan sport watch dengan gratis! Betapa bedanya dengan kantor-kantor di Indonesia yang menyediakan unlimited snacks di kantornya 🙂
Kebetulan aku bukan orang paling mahir dalam bersepeda, jadi selama ini belum pernah beli sepeda sendiri. Tapi dengan adanya bike-plan dari kantor aku, aku berpikir untuk membeli sepeda. Kebetulan saat ini aku tinggal lumayan di tengah kota Utrecht, jadi dengan punya sepeda pasti akan semakin mudah dan cepat menjangkau kemanapun dengan sepeda (dibandingkan jalan kaki). Dengan bike-plan dari kantor, aku beli sepeda dari Gazelle dengan potongan tax yang kira-kira discountnya sampai 20-30% dari harga sepeda. Dengan program ini, diharapkan pekerja juga bisa ke kantor dengan menggunakan sepeda untuk mengurangi polusi.
6. Annual leave
Hal lain yang menjadi alasan aku pindah untuk bekerja di Belanda adalah total cuti per tahun. Di Indonesia, sebagai mid-level employees biasanya cuti setahun berkisar antara 12-16 hari. Di Belanda, cuti tahunan biasanya sekitar 30 hari dalam setahun. Aku pribadi dapat cuti selama 32 hari. Tentunya di luar cuti sakit, emergency, dan cuti lainnya. Maternity dan paternity leave juga lebih lama dibandingkan standar di Indonesia.

Itulah alasan-alasan utama yang membuat aku pindah untuk bekerja di Belanda. Hal-hal tersebut sudah terbukti dari pengalamanku. Seperti yang bisa dilihat, efeknya bukan saja bisa dirasakan short-term, tapi juga long-term. Sebagai pegawai swasta yang tadinya kerja di Indonesia, aku tidak merasa fully secure dengan jaminan atau hak sebagai pekerja saat aku bekerja di Jakarta dulu. Hal ini sangat berbeda saat aku mulai kerja di Belanda. All in all, aku personally lebih cocok dengan budaya dan jaminan untuk pekerja di sini terutama secara jangka panjang. So far aku bisa dapatkan apa yang aku mau dengan bekerja di sini. Semoga bermanfaat untuk kalian yang penasaran!